Sabtu, 28 September 2013

Sumpah Pemuda.. ada yg masih ingat dengan peristiwa ini ..?

Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis   Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika M Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga.  Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Sudah sepatutnya kita sebagai warga indonesia untuk menjunjung tinggi dan meneruskan perjuangan tersebut, melihat dinamika modernisasi yang demikian hebat melanda negeri ini,  Perayaan hari sumpah pemuda bukan hanya perayaan siswa sekolah, semestinya sudah menjadi perayaan besar bangsa indonesia, dimana peristiwa itu menjadi tonggak sejarah rakyat indonesia untuk mulai mencanangkan kemerdekaan.

Melakukan perayaan sumpah pemuda tidak harus turun dijalan, berdemo atau menghujat apa yg telah terjadi sekarang di bangsa ini, yang bisa melakukan dengan kesenian, ya merayakan dengan kesenian, yang mumpuni di bidang olahraga, ya monggo berprestasi dibidang olahraga, yang bisa dengan karya tulis ya monggo menulis bagaimana sumpah pemuda itu diapresiasikan.
Komunitas arek lawang adalah wadah pemuda - pemudi lawang untuk mengapresiasikan hal tersebut, dengan bidang dan bakat apapun yang dimiliki oleh pemuda-pemudi Lawang.
Mudah-mudahan Peristiwa sumpah pemuda tidak hanya menjadi suatu momentum yg seremonial dirayakan, namun lebih dari itu bentuk aplikasinya yang bermanfaat, minimal untk lingkungan sekitar dan keluarga,,
Mari berbuat baik untuk bangsa dan Negara..
Rahayu untuk Putra dan putri Indonesia..
Salam Kemanusiaan Bhineka tunggal ika..

Kamis, 26 September 2013

Tolong Jelaskan kepada saya dimana letak Indonesia ?

Saya menanyakan kepada seorang profesor kenegaraan dimanakah Indonesia, kemudian ia menjelaskan tentang Georagis,lintang utara selatan dan seterusnya tanpa sedikitpun saya mengerti diksi bahasanya,kemudian saya bertanya lagi dengan seoarng Pejabat Negara tentang Letak Indonesia, ia menjelaskan tentang kekayaan alam yg bisa dijual,sumber-sumber daya manusia yg bisa ia dagangkan dan sekelumit tentang ringkasan obyek jangka panjang tentang kekayaan yg akan ia peroleh,, kemudian saya bertanya lagi dengan Mahasiswa perguruan ternama dengan pertanyaan yg sama, ia dengan lancar dan hafal menjelaskan bagaimana teori-teori kebangsaan sama persis dengan yg ada di buku kampus,lalu dengan wajah datar saya bertanya lagi, ' apakah engkau pernah bertemu dengan indonesia saudaraku? ia terdiam dan menjawab.. ' saya masih menguasai teorinya kawan..' saya berlalu dan meninggalkannya.
saya berjalan lagi dengan rasa penasaran yg tinggi tentang keberadaan Indonesia.. lalu saya bertemu dengan penjual bakso dan saya menanyakan dimana indonesia, ia dengan lugu mengatakan ' saya taunya Malang mas,, kalau indonesia saya belum pernah bertemu, namun sewaktu kecil saya pernah mendengar tentang kebesaran indonesia, itu saja ' kemudian ia berlalu tanpa menoleh lagi kearah saya. kemudian tukang becak dan iapun menjawab.. kalau dari stasiun ke jalan pemuda 10 ribu cak,, kalau ke indonesia saya belum pernah narik... begitupun ketika saya bertemu penulis dan sastrawan ternama ia hanya menitipkan sebuah tulisan dan syair puisi dengan judul ' mencari indonesia. "
kemudian saya mengamati istana negara dengan segala kemewahan dan kemegahannya, saya sambangi presiden itu sebagai simbol formalitas demokrasi, saya pertanyakan kembali tentang letak indonesia.. Bapak itu bercerita tentang Pancasila,Garuda,tentang kalimantan,papua,jawa,sumatra,ambon,sulawesi aceh dan banyak lagi kemudian  Aku bertanya kepada bapak president lagi tentang dimana indonesia,,siapa yang melahirkan Pertiwi.?Bapak president tersipu, tapi kudengar istrinya menyahut,“Ia berbakti kepada negara, namun tak berdaya untuk bersikap..!!”
lalu saya merenung di depan sebuah kedai kopi di pertigaan kota dekat tempat perang antara Arjuna dan Patigeni,dan berfikir lebih jernih lagi tentang keberadaan indonesia.. " mungkinkah indonesia hanyalah dongeng atau legenda yang hanya ada di buku-buku..? jadi dongeng dan mitos sekaligus ?? "
jadi tolong jelaskan kepada saya, dimanakah letak indonesia..??

#Lalat-lalat berdansa cha..cha..cha.. tangis anak dibawah cahaya keringkan air mata dirinya.. obrolan kami di ruang tentram tentang mereka yang terancam,, adakah peduli di tanah ini tentang mereka yg teraniaya.. 

Rabu, 11 September 2013

Semangat Karnaval oleh komunitas Arek-arek Lawang

Kecamatan Lawang punya gawe..
Sebuah budaya perayaan kemerdekaan yang sedemikian meriah akan diadakan di kecamatan Lawang, tepatnya tgl 14 September 2013, berupa karnaval atau Pawai, yang akan diikuti oleh seluruh dusun dan desa di Lawang, adanya kabar itu disambut dengan sangat antusias oleh Komunitas arek-arek Lawang, setelah mematangkan ide beberapa kali, ikutlah mereka dalamkegiatan tersebut, disamping sebagai wujud nasionalisme, karnaval merupakan media untuk aktualisasi komunitas kepada masyarakat luas, terutama untuk muda dan mudi warga Lawang itu sendiri.
Komunitas arek-arek Lawang akan menampilkan beberapa Item khas kota lawang, yang berupa ; simbolisasi Hotel niagara yang merupakan cagar budaya dan ciri khas kota Lawang, lalu ada fashion yg dibuat dari limbah plastik dan kain, juga penampilan Seni Pencak sialt dan koreografi, disamping itu komunitas arek-arek lawang akan menyuarakan dunia jejaring sosial, yang selama ini dianggap remeh oleh kebanyakan orang, ditangan Komunitas arek Lawang, Mampu dijadikan hal yang positif dan berguna bagi masyarakat luas.
Terbentuknya Komunitas Arek lawang sendiri tidak terlepas dari peran jejaring sosial, terutama facebook , dimana pertemuan dan silaturahmi bisa terjalin disana.
Mendekati hari H Pawai, kebersamaan dan loyalitas anggota dipertontonkan kepada khalayak luas,
dimana nantinya akan menjadi kekuatan yang solid untuk memajukan kota lawang melalui seni, budaya dan pengabidan sosial.
Monggo yang mau berpartisipasi dalam pawai dikecamatan Lawang bersama Komunitas Arek Lawang.. Salam budaya..!!

Lawang, 11 September 2013
09.03 Pm


Selasa, 10 September 2013

Sejarah Tempe (Susahnya Makan Tempe, di Negeri Penemu makanan Tempe)

Siapa sih yang belum pernah makan Tempe? Tempe goreng,tempe bacem,kering tempe,keripik tempe,mendoan,oseng-oseng tempe dan bahkan ada Burger Tempe! Tempe merupakan makanan sehat dan sumber protein. Asalnya dari Indonesia, khususnya Jawa Tengah. kapan orang mulai membuat tempe? Diperkirakan sebelum abad ke-16. Tempe yang dimaksudkan di sini adalah tempe dari kacang Kedelai. Kacang kedelai sudah ditanam di Jawa Tengah sebelum kedatangan orang Hindu. Mungkin dibawa orang Tamil. Cuma kedelai nya bukan putih atau kuning, melainkan kedelai hitam. Menurut orang Jawa zaman dahulu,"dele" artinya hitam. Dalam tulisan kuno Serat Sri Tanjung yang berasal dari abad ke-12 atau ke-13,ada bait yang menceritakan berbagai jenis tanaman yang tumbuh di tegalan Ki Sudapeksa. Diantaranya terdapat "kadele" (kedelai). Serat Centhini jilid II yang berasal dari abad ke-18, menceritakan tentang perjalanan Mas Cebolang, putra Seh Akadiyat dari Purbalingga. Ketika dijamu Ki Amongtrustha, ia disuguhi "bubuk dhele", bubuk kedelai. Di Mataram, Mas Cebolang melihat sesaji yang dilengkapi dengan kedelai hitam goreng. Lalu di dusun Tembayat, Kabupaten Klaten, Mas Cebolang dijamu Pangeran Bayat. Diantara sesuguhan nya terdapat tempe dan "asem sambel lethokan". Sambel Lethok dibuat dari tempe dan sampai sekarang masih sering dimakan orang. Di Jawa Tengah, tempe dibuat menggunakan ragi. ragi tempe mengandung kapang (cendawan). Kapang tempe banyak menempel di daun waru. Mungkin dulu ada orang yang membungkus kedelai rebus dengan daun waru, lalu kedelai itu ketularan kapang. Ketika kedelai "bulukan" itu diolah, ternyata enak sehingga dibuat lagi dan dibuat lagi. Ketika kita sudah mengenal kedelai berwarna putih, kedelai itu lebih disukai untuk membuat tempe. Bagaimana nenek moyang kita membuat tempe? Mula-mula kedelai direbus sampai masak. Setelah dingin, kulitnya dilepaskan dengan cara... diinjak-injak! Setelah kulitnya dibuang, bijinya direndam semalam. Baunya jadi tidak enak! Biji kedelai direbus lagi hingga lunak, di tiris kan, dan dibiarkan dingin. Sementara itu daun waru yang banyak kapang nya dirobek-robek dan diletakkan di cobek tanah. cobek itu ditaruh di atas api sampai daun nya kering tapi tidak gosong. Kapang nya jadi mudah dipisahkan dari daun. Kapang ini dicampurkan dengan kedelai rebus yang sudah dingin. setelah dibungkus dengan daun, kedelai ini diperam dalam karung selama 48 jam. Maka, jadilah tempe! Seiring dengan kemajuan jaman, pembuatan tempe pun bertambah bersih dan canggih. Kedelai rebus tidak lagi diinjak-injak, tetapi di kupas dengan mesin. Ragi tempe tidak diambil langsung dari daun waru, tapi sudah dalam bentuk bubuk, hasil biakan di laboratorium. Mengolah kedelai rebus dengan ragi dan tanpa garam juga dilakukan oleh orang Cina, Jepang, India dan lain-lain. Namun mereka tidak menggunakan kapang tetapi bakteri. Jadi orang menduga, kemampuan membuat tempe kedelai adalah penemuan orang Indonesia. Suhu, kelembaban dan udara di Jawa memang cocok untuk pertumbuhan kapang tempe. Ketika orang Jawa merantau ke tempat-tempat lain di Indonesia, mereka membuat tempa di tempat yang baru. Pertengahan abad ke-19, Belanda mengangkut orang-orang Jawa untuk dijadikan kuli di Suriname, jajahan mereka di Amerika Selatan. Para pekerja ini membawa pula ketrampilan membuat tempe ke sana. Kini tempe bisa ditemukan juga di Malaysia, Thailand, Belanda, Australia, dan beberapa kota di Eropa, bahkan Amerika...
Oalah Pemerintah negeri endonesia.. mau makan tempe saja kok rakyatmu dibuat demo-demo dulu, marah-marah dulu...