Selasa, 10 September 2013

Sejarah Tempe (Susahnya Makan Tempe, di Negeri Penemu makanan Tempe)

Siapa sih yang belum pernah makan Tempe? Tempe goreng,tempe bacem,kering tempe,keripik tempe,mendoan,oseng-oseng tempe dan bahkan ada Burger Tempe! Tempe merupakan makanan sehat dan sumber protein. Asalnya dari Indonesia, khususnya Jawa Tengah. kapan orang mulai membuat tempe? Diperkirakan sebelum abad ke-16. Tempe yang dimaksudkan di sini adalah tempe dari kacang Kedelai. Kacang kedelai sudah ditanam di Jawa Tengah sebelum kedatangan orang Hindu. Mungkin dibawa orang Tamil. Cuma kedelai nya bukan putih atau kuning, melainkan kedelai hitam. Menurut orang Jawa zaman dahulu,"dele" artinya hitam. Dalam tulisan kuno Serat Sri Tanjung yang berasal dari abad ke-12 atau ke-13,ada bait yang menceritakan berbagai jenis tanaman yang tumbuh di tegalan Ki Sudapeksa. Diantaranya terdapat "kadele" (kedelai). Serat Centhini jilid II yang berasal dari abad ke-18, menceritakan tentang perjalanan Mas Cebolang, putra Seh Akadiyat dari Purbalingga. Ketika dijamu Ki Amongtrustha, ia disuguhi "bubuk dhele", bubuk kedelai. Di Mataram, Mas Cebolang melihat sesaji yang dilengkapi dengan kedelai hitam goreng. Lalu di dusun Tembayat, Kabupaten Klaten, Mas Cebolang dijamu Pangeran Bayat. Diantara sesuguhan nya terdapat tempe dan "asem sambel lethokan". Sambel Lethok dibuat dari tempe dan sampai sekarang masih sering dimakan orang. Di Jawa Tengah, tempe dibuat menggunakan ragi. ragi tempe mengandung kapang (cendawan). Kapang tempe banyak menempel di daun waru. Mungkin dulu ada orang yang membungkus kedelai rebus dengan daun waru, lalu kedelai itu ketularan kapang. Ketika kedelai "bulukan" itu diolah, ternyata enak sehingga dibuat lagi dan dibuat lagi. Ketika kita sudah mengenal kedelai berwarna putih, kedelai itu lebih disukai untuk membuat tempe. Bagaimana nenek moyang kita membuat tempe? Mula-mula kedelai direbus sampai masak. Setelah dingin, kulitnya dilepaskan dengan cara... diinjak-injak! Setelah kulitnya dibuang, bijinya direndam semalam. Baunya jadi tidak enak! Biji kedelai direbus lagi hingga lunak, di tiris kan, dan dibiarkan dingin. Sementara itu daun waru yang banyak kapang nya dirobek-robek dan diletakkan di cobek tanah. cobek itu ditaruh di atas api sampai daun nya kering tapi tidak gosong. Kapang nya jadi mudah dipisahkan dari daun. Kapang ini dicampurkan dengan kedelai rebus yang sudah dingin. setelah dibungkus dengan daun, kedelai ini diperam dalam karung selama 48 jam. Maka, jadilah tempe! Seiring dengan kemajuan jaman, pembuatan tempe pun bertambah bersih dan canggih. Kedelai rebus tidak lagi diinjak-injak, tetapi di kupas dengan mesin. Ragi tempe tidak diambil langsung dari daun waru, tapi sudah dalam bentuk bubuk, hasil biakan di laboratorium. Mengolah kedelai rebus dengan ragi dan tanpa garam juga dilakukan oleh orang Cina, Jepang, India dan lain-lain. Namun mereka tidak menggunakan kapang tetapi bakteri. Jadi orang menduga, kemampuan membuat tempe kedelai adalah penemuan orang Indonesia. Suhu, kelembaban dan udara di Jawa memang cocok untuk pertumbuhan kapang tempe. Ketika orang Jawa merantau ke tempat-tempat lain di Indonesia, mereka membuat tempa di tempat yang baru. Pertengahan abad ke-19, Belanda mengangkut orang-orang Jawa untuk dijadikan kuli di Suriname, jajahan mereka di Amerika Selatan. Para pekerja ini membawa pula ketrampilan membuat tempe ke sana. Kini tempe bisa ditemukan juga di Malaysia, Thailand, Belanda, Australia, dan beberapa kota di Eropa, bahkan Amerika...
Oalah Pemerintah negeri endonesia.. mau makan tempe saja kok rakyatmu dibuat demo-demo dulu, marah-marah dulu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar