Sabtu, 30 November 2013

Mengapa Lagu indonesia Raya dibawakan dengan diatonis musik barat ? bukankah musik Nuswantara ini kaya akan pilihan irama..?

Ada berapa banyak kasanah musik yg dimiliki oleh Nuswantara ini ? Gamelan,sarune kalee, seruling, ketipung,sharon,tifa,aramba,tehyan,angklung,bonang,sasando, japen dan lain sebagainya..
Sudah minder sejak era kemerdekaan kah bangsa ini, sehingga memakai diatonis musik barat yg cenderung kaku dan baku ? irama pantonis yg dimiliki oleh nada-nada tradisional dinusatara sangat luar biasa kaya, para ahli musik tradisional bahkan tidak memerlukan not-not atau buku-buku, telinga dan ingatan mereka diasah sedeikian rupa oleh pengalaman, anda pernah ke Papua/ irianjaya para kepala suku disana tidak memerlukan not nada untuk ritual musik dan penyembahan mereka,cukup pendengaran dan ingatan yg masih kuat itu sudah menghasilkan harmonisasi irama musik yg luar biasa..!!
akar budaya kita dicabik-cabik oleh kita sendiri, kita terbuai dengan kemudahan-kemudahan bangsa barat, kreatifitas kita di kerdilkan sedemian rupa agar kita senantiasa lupa pada sejarah..
para orangtua, kadang kala minder pada kasanah nusantara,dan memilihkan les-les musik kebarat-baratan ( ironis ), kita bayangkan saja dalam hati.. kalau lagu indonesia raya itu di iringi dengan irama musik dari tanah jawa, atau ambon, atau papua, atau sumatra, atau kalimantan... atau atau.. atau aau...

Melihat barometer musik sekarang yg gitu-gitu saja selama ini.. Oalah..


" Disanalah aku berdiri.. dari pandu ibumu..( lirik lagu indonesia raya)  "
disana dimana? dimana disana..???
Setelah bertanya kian kemari akhirnya kutemukan jawaban, ketika menciptakan lagu Indonesia raya, WR Supartman tengah menjalankan ibdaha Umroh di tanah suci..
Salam Bhineka tunggal ika...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar