Tetapi ini kerap terjadi pada Kultur Masyarakat pada umumnya, pandangan masyarakat tentang kegagalan seseoarang adalah mengejek ( Yo Gak kabeh Jane )Kegagalan di Masyarakat kita adalah Dosa, dalam sosial masyarakat, tiap individu harus terlihat " sempurna " , kebanyakan orang akan merasa rendah diri jika keluar rumah tanpa lebih dulu memoles dirinya dalam cermin.
Tidak naik kelas, ataupun tidak Lulus sekolah adalah Aib dan malapetaka bagi keluarga, sedangkan posisi anak, kadangkala tidak didik untuk memaknai kegagalan,menghargai kegagalan ataupun mencari hikmah dalam suatu kegagalan.
Masyarakat kadangkala masih Nggumun ketika anak seorang Ulama kedapatan bermain kediskotik,atau ketika anak seorang profesor kedapatan mencuri. bahwa sipandai suatu kali alpa,bahwa Bima suatu kali akan kalah,bahwa Prabowo, Jokowi bukanlah Satrio piningit.
Menurut saya ,
Mahalnya biaya sekolah dengan segala tetek bengeknya menjadikan orang tua secara tidak langsung mengharapkan anaknya untuk menjadi ' sempurna " dalam pendidikan, rangking 10 kebawah bisa dibilang aib bagi keluarga, anak sering kali dituntut untuk tampil hebat tanpa pendampingan yang idelal.
dan disadari ataupun tidak, siswa kadangkala lebih bisa menghormati dan patuh kepada Guru dibanding kepada orang tua sendiri.
Jarang sekali saya menemui seorang siswa yg tidak naik kelas ataupun tidak lulustetap mau kembali duduk dibangkunya yang lama,mau mengulangi tinggal kelas dan tetap berkawan baik dengan adik-adik kelasnya.
Berani menghadapi kegagalan adalah Karakter bangsa Nuswantara yang sebenarnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar